Optimis vs Pesimis
Pasti
teman-teman sudah tahu kan ya bedanya optimistis sama pesimistis? Belum? Ah
masa'?
Nah,
banyak sekali motivator-motivator yang ngomong kalau hidup ini harus penuh
dengan rasa optimistis dan jauhi pesimistis. Tapi benarkah? Dengan berani saya mengatakan
itu tidak benar.
Btw,
sekadar meluruskan. Menurut KBBI, optimistis
adalah sifat penuh harapan, sedangkan optimis adalah orang yang
optimistis. Jadi, optimistis itu sifatnya dan optimis itu orangnya.
Oke
lanjut. Menurut saya, menurut saya lho, optimistis dan pesimistis itu sama
pentingnya dalam kehidupan, hanya saja porsi waktunya berbeda.
Lha
bagaimana perbedaan porsi waktunya?
Secara
singkat begini.
Saat
kita memiliki suatu tujuan dan MASIH BISA MELAKUKAN SESUATU untuk memengaruhi
tercapainya tujuan itu, bersikaplah optimistis.
Nah,
saat kita memiliki suatu tujuan dan SUDAH TIDAK BISA MELAKUKAN APA-APA LAGI
untuk tercapainya tujuan itu, jadilah pesimis.
Kenapa?
Poin
pertama, rasa optimistis dapat memacu kekuatan kita untuk terus berusaha
mencapai tujuan. Sebagai contoh, kita ingin menulis buku, kan kita masih bisa
menulis yak? Nah, optimislah bisa menulis buku. Saat kita ikut lomba menulis,
untuk menang kan kita masih bisa melakukan sesuatu, seperti mengedit
sebaik-baiknya, memilih tema, dan sebagainya. Artinya kita masih bisa berusaha
untuk memengaruhi hasil.
TAPI
Poin
kedua, rasa pesimistis dapat mencegah shock yang berlebihan. Contohnya nih, kita
ngerjain UN yang discan pakai komputer. Kalau jawaban sudah kita kumpulkan, kan
sudah tidak bisa apa-apa lagi (Kecuali kalau ada yang mau nyogok atau kegiatan
curang lainnya). Nah, saat itu jadilah pesimis. Buruk-buruknya ya, kalau dapat
nilai jelek kita gak kaget. Kalau kita berharapnya dapat 100 tapi tiba-tiba
dapet 30 kan bisa shock dan bunuh diri nantinya? Parah itu.
Sebenarnya
dalam islam juga ada prinsip yang mirip seperti ini, yaitu kerja keras dan
tawakal. Saat kita masih bisa memengaruhi hasil, maka kerja keraslah, dan saat
sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi maka bertawakallah, artinya menyerahkan
hasil kerja keras tadi kepada Allah dan menerima apapun hasilnya.
So, gunakanlah rasa optimistis dan pesimistis secara tepat, baik, dan benar. Salam anak muda gaul dan bermanfaat.
BTW, sekarang kan UN gak pakai scan komputer lagi... UNBK lho Mas wkwk
BalasHapusHehehe. Iya ya. wqwq
Hapus