Jangan Menilai Buku dari Penjualnya

Jangan menilai buku dari sampulnya. Mentang-mentang sampulnya rusak, dikiranya isinya juga rusak. Mentang-mentang sampulnya warna biru, dikiranya isinya tentang lautan. Mentang-mentang sampulnya kosong, disangkanya isinya gak ada. Eh emang ada ya buku gitu. Tapi gak penting lah, intinya jangan menilai seseorang dari penampilannya saja, lebih tepatnya dari yang terlihat saja. Banyak orang menilai seseorang, tetapi ternyata salah. Saya adalah salah satu korban kesalahan penilaian tersebut. Berikut ini adalah daftar anggapan keliru orang tentang saya.

1. Pendiam
            Banyak yang menilai saya seorang pendiam. Tapi sebenarnya tidak. Mulai bangun tidur, jiwa raga saya terus bergerak. Saya bangun tidur, mandi, gosok gigi, membersihkan tempat tidur, berpikir, berjiwa besar, berani mati untuk nusa dan bangsa, dan lain-lain. Kalau saya pendiam, pasti saya akan diam dalam jangka waktu yang lama. Hal itu hanya bisa dilakukan oleh Patrick Star dengan kemampuannya yang bisa tidak melakukan apa-apa seharian. Jadi isu bahwa saya pendiam adalah HOAX.

2. Jago membuat pantun
            Jalan-jalan ke kota Solo. Jangan lupa beli bensin. Halo, muka kamu asin. Noh, pantun apa itu? pantun-pantun keluaran saya adalah yang bertipe seperti itu. Padahal pantun sejati adalah terdiri dari empat baris, pola akhir barisnya a-b-a-b, tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata, baris pertama dan kedua adalah sampiran, baris ketiga dan keempat adalah isi, dan juga sampiran dan isi harus memiliki kesesuaian tema. Faktanya, selama ini saya belum bisa membuat pantun seperti itu. Akan tetapi entah kenapa, dulu ketika saya disuruh ngomong, banyak yang bercuat ‘pantun dong!’. Haduh, saya jago membuat pantun itu HOAX.

3. Lucu
            ‘Kamu lucu deh.’ Entah kenapa orang mengatakan kalau saya lucu, meski sebagian orang tidak. Parahnya lagi, kalau lagi ngobrol terus saya disuruh nglucu. Kan dilema ya. Kalau lucu, ya mereka tertawa. Kalau enggak, pasti dibilang garing. Tapi kalau dipikir jauh lebih dalam melebihi dalamnya sumur di ladang yang sering dipakai orang menumpang mandi, saya bukanlah orang yang lucu. Kenapa? Banyak penelitian kalau orang ganteng itu tidak lucu. Jadi, isu kalau saya ganteng adalah FAKTA.

4. Penurut
            Memang saya orangnya kalau disuruh ini itu mau-mau saja. Tapi bukan berarti saya orangnya penurut. Saya hanya orang pecinta damai. Kalau orang yang nyuruh ditolak, takutnya pertarungan dragonball bisa terjadi. Karena saya masih cinta dengan perdamaian, jadi saya berusaha untuk tidak menolak. Seperti itu (dengan nada Syahrini)

5. Cuek

            Banyak yang mengira saya orangnya cuek. Ada temen lagi duduk eh cuma lewat aja. Ada orang lagi ngomong eh hanya diiyain aja. Enggak. Sebenarnya saya tidak cuek. Setiap malam sebelum tidur adalah waktu otak saya bekerja paling berat. Saya memikirkan bagaimana orang-orang di sekeliling saya bisa mendapat apa yang mereka inginkan. Saya memikirkan bagaimana saya harus bertindak dalam beberapa kondisi khusus. Proses berpikir itu membuat saya tidak bisa tidur kalau belum pukul 01.00 dini hari. Jadi, sebenarnya saya peduli, meski tindakannya masih cuek. Tetapi gak cuek sepenuhnya kan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Histeris Menguras Hati

Optimis vs Pesimis

(BAHASASTRA) Gue? Aku? Saya?