Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Tips Jadi Master dalam Bidang Apapun

Pengen jadi dewa gitar biar cewek klepek-klepek? Pengen jago matematika biar guru pada nyembah kita? Pengen dapet nilai sempurna di UN biar terkenal di seluruh Indonesia? Pengen lancar bahasa Inggris atau bahasa lain biar bisa ngomong sama bule? Nah, ini nih bacaan yang cocok buat kita-kita, si generasi yang bisa jadi apa saja.  Menurut Tung Desem Waringin, ada beberapa tips yang jitu dan ampuh supaya kita bisa menjadi master dalam bidang apapun. Tahu gak siapa Tung Desem Waringin? Hari gini gak tahu? Dia adalah salah satu pembicara nomor satu di Indonesia. Dia juga seorang bisnisman yang sukses. Coba deh cari info tentang pria yang akrab disapa Pak Tung itu. Salah satu karyanya yang melegenda adalah audiobook 24 days life revolution. Nah ini nih salah satu dari isinya. Pengen tahu isi yang lain? Cari sendiri dong! Hehe.  Okey, sudah gak sabar ya? Langsung aja kita mulai. Pengen jadi master dalam bidang apapun? Ini nih tipsnya. 1. Belajar dari ahlinya Oke ki...

Tips Mengatasi Rasa Kantuk saat Kuliah

Pergi ke Solo sambil minum es, halo gaes... Pernah gak sih merasa ngantuk di tengah pelajaran? Padahal mata kuliah itu penting banget. Dan pernah gak sih lagi ditanya serius sama dosen, eh malah mengheningkan cipta? Pasti pernah dong ya. Wqwq. Nah, kadang perasaan mengantuk di kelas memang sangat menyebalkan. Apalagi saat mata kuliah dosen killer, ih ngeriii. Oleh karena masalah yang menimbulkan keresahan itu, ini ada tips buat kamu para mahasiswa supaya bebas dari serangan kantuk di kelas. 1. Duduk paling depan Ini adalah cara preventif atau pencegahan. Duduk di kursi paling depan membuat kita terpaksa harus berhadapan dengan dosen secara head to head dan membuat kita menjadi terjaga secara otomatis. So, langkah awal agar tidak mengantuk di kelas adalah dengan duduk di kursi paling depan. Tapi jangan duduk di kursi dosen ya. Nanti bisa disuruh menutup pintu.............dari luar. Wqwq. 2. Duduk tegap Lho? Emang ada pengaruhnya ya posisi duduk? Ya jelaslah. Kan gak ena...

Acuh, Bergeming, dan Mirisnya Bahasaku

“Kenapa kamu selalu mengacuhkanku? Apa salahku?” “Aku sudah bilang dari tadi agar kamu pergi. Tetapi kenapa kamu tak bergeming sedikitpun?” Ada yang aneh? Sepertinya tidak. Tidak perlu terlalu banyak contoh kalimat untuk menggambarkan masalah yang terjadi dalam bahasa Indonesia ini. Kedua kalimat tersebut memang terasa tidak asing bagi orang Indonesia. Hal yang digarisbawahi di sini bukan tentang makna utuh kalimat tersebut, tapi lebih ke hal yang lebih kecil, yaitu kata, khususnya adalah kata acuh dan bergeming. Merasa asing dengan kedua kata tersebut? Tentu tidak. Dalam kehidupan sehari-hari sering sekali kedua kata itu muncul. Lalu, apa masalahnya? Sederhana saja, letak masalah ada pada penggunaannya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, acuh berarti peduli, sedangkan bergeming berarti diam saja. Namun pada praktik penggunaannya, kedua kata itu dipahami masyarakat dengan arti kebalikannya. Banyak orang menggunakan kata acuh untuk menyatakan tidak peduli dan me...

Belajar atau Menjadi

                Bulan Desember, bagi sebagian orang mungkin hanyalah bulan biasa. Tapi bagi saya, bulan itu adalah bulan yang merubah segalanya, eh salah, mengubah maksudnya. Saya memiliki sebuah pertanyaan, bagaimana jika orang baru pertama kali memarkir mobil secara parallel, lalu dia nyenggol mobil lain? Pertanyaan itu sampai saat ini saya jadikan perisai untuk setiap tuduhan-tuduhan yang ditujukan kepada saya. Namun, layaknya segala yang ada di dunia ini, tak ada yang abadi, segalanya bisa rusak. Begitu juga perisai itu.             Hal itulah yang terjadi kepada saya, tepatnya saat saya terpilih menjadi ‘ketua’ KMSI. Bagaimana saya tidak kaget, saat SD aktivitas saya hanya bermain, belajar, serta patuh kepada orang tua dan guru. Saat SMP, saya hanya siswa biasa, tidak ikut OSIS-OSIS-an, ekskul-ekskul-an, apalagi pacar-pacaran. Saat SMA, kehidupan saya tidak begitu jauh berbeda. Bedany...

(ASBAK) Kuliah di Sasindo Belajar Apa?

          Beberapa waktu yang laluuu saya pernah menulis tulisan yang berjudul ASBAK (Anak Sastra Belajar Apa Kak?) Nah, sepertinya inilah saat-saat yang tepat untuk memulai tulisan tersebut. Jadi inti dari ASBAK adalah memberikan gambaran-gambaran kepada teman-teman yang penasaran nih jurusan Sastra Indonesia itu belajar apa saja. Apa yang akan saya tulis ini berdasarkan pengalaman saya saat belajar di jurusan Sastra Indonesia UGM. Yang jelas anggapan bahwa kuliah di jurusan Sastra Indonesia hanya belajar menulis dan membaca bisa saya katakana tidak benar.           Untuk permulaan, saya akan mengungkapkan sedikit dulu ya. Jadi di jurusan Sastra Indonesia ada 3 konsentrasi yang akan dan harus diambil oleh mahasiswa. Apa saja itu? Mereka adalah linguistik, sastra, dan filologi. Tulisan ini akan memberikan gambaran besar tentang ketiga itu.        Linguistik atau ilmu bahasa mempelajari seluk beluk tentang bahasa,...

Gawang Merah Gawang Putih

Gambar
        Siapa sih tidak senang bisa menerbitkan buku sendiri? menerbitkan buku merupakan impian semua orang, termasuk saya. Buku Gawang Merah Gawang Putih yang selanjutnya akan saya sebut GMGP adalah buku pertama saya yang terbit secara indie. Namun setelah menerbitkan buku tersebut, tidak ada rasa senang atau bangga dalam diri saya. Kenapa? Karena alasan saya menerbitkan buku tiddak seperti yang orang-orang biasanya. Ceritanya seperti ini.         Terakhir kali saya potong rambut adalah saat UAS semester 1, yaitu akhir Desember 2014. Setelah itu saya tidak pernah potong rambut lagi sampai bulan Mei. Alhasil rambut saya pun sudah mulai gondrong. Orang tua saya yang kelihatannya sudah risih menanyai saya kapan saya potong rambut. Saya menjawab saya cukur rambut kalau sudah menerbitkan buku. Awalnya perkataan saya ini hanya sebatas candaan saja, tetapi bisa juga ya ini jadi motivasi. Dan setelah itu saya melakukan nazar bahwa ...

PUISI LEBARAN

Lebaran Kamu Lebaran Badannya (Bantul, 1 Syawal 1437 H)

BERKADAL

Gambar
Di tengah hiruk-pikuk arus mudik yang mengalir deras, KADAL yang merupakan singkatan dari Keluarga Dua Belas IPA Lima melakukan hal yang umum dilakukan ketika bulan Ramadan. Ya, buka bersama. Setahun tidak pernah bertatap muka menjadi motivasi tersendiri agar mengikuti buber anak-anak SMAN 1 Bantul tersebut, termasuk saya. Buber dilaksanakan pada tanggal 1 Juli 2016 di rumah salah satu penduduk desa Sribit, Bambanglipuro, Bantul, DIY. Namanya adalah Diga Budi Kurniawan. Ya karena acara ini bersifat kangen-kangenan dan tidak formal, setelah sampai lokasi kami langsung bercincong-cincong seperti setahun lamanya tidak bertemu, tanpa adanya pembukaan, sambutan, pembacaan undang-undang, amanat pembina buber, menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya, dan sebagainya.  Ada beberapa hal yang saya perhatikan di buber ini. Pertama, setelah semuanya duduk dengan rapi, saya amati satu per satu kawan-kawan saya. Hal apa yang mengejutkan? Semuanya memegang hp mereka masing-masing. Duh aduh,...

MALAM SERIBU BULAN?

Gambar
Wah, tidak terasa ya sudah memasuki masa-masa akhir Ramadan. Huhuhu syedih :). Eh salah emot. Namanya juga manusia, pasti banyak salah. Nah, ada sesuatu yang waw nih pada masa itu. Paan tuh? Ya. Apalagi kalau bukan malam lailatul qodar, malam seribu bulan. Sekarang, saya akan kembali menggunakan jurus OAM untuk mengorek istilah di atas (jangan nengok ke bawah). Yang menjadi fokus kali ini bukan pada malamnya atau bulannya, tetapi pada kata yang ditengah (eh, salah. Harusnya dipisah ya. Di tengah), yaitu seribu.  Lha, setelah saya melakukan hobi saya, yaitu berkontemplasi, rupanya angka seribu itu memiliki nilai kehidupan yang banyak sekali. Gak percaya kan? Nah coba perhatikan fakta-fakta mencengangkan berikut ini. 1. Coba teman-teman buka Microsoft word atau aplikasi sejenisnya. Lalu ketik kata ‘seribu’. Tekan enter, lalu tuliskan lagi kata seribu, begitu seterusnya sampai seribu kali. Hasilnya ? Jeng! Jeng! Kita akan mendapat 1000 kata seribu. Luar biasa bukan? Pasti bu...

ADA APA DENGAN LAGU 'BALONKU'?

Gambar
          Suatu hari saat sedang melihat anak kecil yang sedang bermain dengan penuh kesenangan, kegembiraan, kenyamanan, kesempurnaan cinta, tiba-tiba saya tidak terbayang akan sebuah balon. Tapi organ wicara saya dengan sendirinya (cie sendiri, kayak orangnya) menyanyikan lagu balonku ada lima. Awalnya sih biasa-biasa saja, tapi kok lama-lama gak sebentar ya? Lama-lama kayak ada rasa curiga gitu dengan lirik lagu tersebut. Akhirnya saya memutuskan untuk merenung, mencari-cari makna lagu tersebut. Jangan-jangan lagu itu memiliki pesan yang luar biasa, melebihi pesan-pesan yang lain seperti pesan antar, pesan tren, dan juga pe pesan kosong. Oke abaikan. Beginilah hasil renungan saya yang membuat air mata saya tidak menetes saat memikirkan lagu tersebut. Sebelumnya saya sertakan lirik lagunya dulu, kalau-kalau banyak yang lupa liriknya.    Balonku ada lima rupa-rupa warnanya  Hijau, kuning, kelabu, merah muda, dan biru  Meletus balon h...

ASBAK (Anak Sastra Belajar Apa, Kak?)

        Saya adalah seorang mahasiswa jurusan sastra Indonesia di suatu kampus, sebut saja Universitas Gadjah Mada. Banyak orang bertanya-tanya kenapa saya ganteng apa sih yang dipelajari di sastra Indonesia? Dan mau jadi apa mahasiswa sastra Indonesia itu? Sabar…sabar… kedua pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sangat kompleks, membutuhkan beberapa kali berkontemplasi untuk menjawabnya. Oleh karena itu, pertanyaan-pertanyaan itu akan saya jawab semampu saya, sesuai pengalaman saya, yang dikemas dalam beberapa artikel ke depan dengan judul ASBAK (Anak Sastra Belajar Apa Kak?) Jadi tetap stay tune ya… pasti gak sabar ya..........

(Motivasi) Untu Naga

Gambar
Setiap orang memiliki moto hidup masing-masing. Ada yang moto hidupnya mainstream, ada yang unik, ada juga yang bahkan tidak memiliki moto hidup. Pokoknya hidup itu mengalir saja.(eh, itu juga termasuk moto hidup ya). Nah, di sini saya ingin sekedar berbagi tentang moto hidup saya, yaitu Untu Naga. Dalam bahasa Jawa, ‘untu’ artinya gigi. Jadi kurang lebih Untu Naga artinya gigi naga. Tapi moto saya itu tidak ada hubungannya kok dengan kegigian dan kenagaan. Jadi Untu Naga adalah singkatan dari Turun Satu Naik Tiga. Apa maksudnya? Dalam kehidupan kita, pasti kita melakukan sebuah kesalahan meskipun kecil. Misalnya buang air tidak disiram, meninggalkan sholat (bagi yang muslim), berkata kotor, atau hal buruk lainnya yang kita sudah tahu bahwa itu buruk. Begitu juga saya, saya tak bisa lepas dari melakukan sebuah kesalahan. Ada saja setiap hari hal buruk yang saya lakukan. Menghentikan sebuah kelakuan buruk itu sangat mustahil bagi manusia. Oleh karena itu saya harus menetral...

Berlayar Bersama KMSI UGM Kabinet Layar Terkembang

Gambar
Maka dari itu, saya namakan kabinet kepengurusan KMSI periode 2016 dengan nama Kabinet Layar Terkembang Dinilai meredup oleh sebagian orang, KMSI (Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia) kini perlahan mulai naik ke permukaan. Semangat untuk membawa nama Sastra Indonesia ke seluruh Indonesia nampaknya bukan hanya bualan ketua KMSI semata. Mimpi yang sangat besar itu melecut semangat untuk mencoba memberikan yang terbaik untuk Sastra Indonesia.  Muhammad Lutfi Dwi Kurniawan, yang tergabung dalam teater Saksimata, adalah seorang mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2014. Dia berhasil membawa nama Sastra Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi setelah memenangkan lomba monolog nasional di Solo. Teater Saksimata yang ia gabungi itu juga terdiri atas mahasiswa Sastra Indonesia, beranggotakan Lutfi, Listya Adinugroho, Anta Wisnu Nugraha, Dwi Okkyawan, Ahmad Romadhon, Yosef Astono, dan Aditya Wicaksono. Teater yang baru dibentuk pada November 2015 itu mulai naik namanya.  R...

'A' Kingdom

Suatu hari Raja Koko terserang penyakit komplikasi yang membuat dia harus dirawat di rumah sakit kerajaan. Setelah diperiksa tabib kerajaan, ternyata penyakit itu adalah penyakit yang sangat mematikan dan harus dicari segera obatnya. Bahkan saking mematikannya tidak ada yang berani memberi nama penyakit itu. Orang-orang hanya menyebutnya Penyakit Mematikan. Atas pernyataan itu Alfred pun dipanggil untuk diamanahi mencari obat itu. “Tapi bagaimana caranya?”  “Carilah obat itu di puncak Gunung Laya-Laya. Di sana terdapat bunga yang sangat indah, namanya bunga Tijan. Ambillah satu dan sirami bunga yang lainnya agar bunga itu tetap hidup dan bisa menolong orang lain. Dulu gunung itu bernama Gunung Laya-Laya, namun kini namanya sudah berubah menjadi Gunung Lalalayeyeye karena sekarang sedang diserang oleh makhluk berspesies Alayer Ngerusakterus. Orang-orang menyebutnya ‘alay’. Kamu harus cepat bertindak atau ayahmu tidak akan terselamatkan.”  “Kamu memiliki d...