Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Rekan Baru, Mahasiswa Baru: Semangat Baru

Tanggal 10 November 2018 menjadi hari yang akan terlupakan bagi saya. Saya berkata demikian karena saya ingat saya pernah menuliskan suatu momen dengan format (tanggal tt bulan bb tahun tt akan menjadi hari yang tak terlupakan bagi saya) namun pada akhirnya saya pun lupa. Maka dari itu saya katakan saya akan lupa dengan tanggal tersebut. Teater Kami Bercerita, teaternya anak-anak Sastra Indonesia UGM yang kini bertransformasi menjadi Bahasa dan Sastra Indonesia, menyuguhkan pementasan dengan naskah Dalam Bayangan Tuhan karya Arifin C Noer. Sudah menjadi kegiatan rutin tahunan teater KB yang berjargon ‘dua anak nambah’ ini tampil sebagai puncak acara Bulan Bahasa UGM, tapi kali ini berbeda. Tidak seperti biasanya saya yang mengambil bagian pemusik, pada pementasan tersebut saya mencoba berpindah haluan ke posisi yang lebih visual, yakni penata artistik. Tim artistik KB (singkatan untuk teater Kami Bercerita) sebenarnya terbagi atas tiga, eh, empat cabang, yakni tata rias, ta...

Ustaz Hanan Atta(c)ki yang Pernah Kena Attack

Beberapa saat yang lalu, kalau hari boleh dikatakan sebagai saat, dunia digemparkan oleh statemen ustaz muda gaul panutan para remaja, yakni Ustaz Hanan Attaki yang mengatakan bahwa salah satu ciri wanita salihah itu kurang dari 55 kg. Wajar muncul berbagai kecaman dari netizen yang mendapat hidayah sebagai makhluk yang mahabenar atas segala argumennya. Saya tidak tahu, semoga dugaan saya salah, sekali lagi semoga dugaan saya salah, kebanyakan dari yang nyinyir itu adalah kalau gak yang, maaf, berat tubuhnya lebih dari 550 newton (dengan asumsi g=10 meter persekon kuadrat) ya jelas kaum haters. Eh bukan haters ding, tapi kaum selo. Saya minta maaf sebelumnya. Jadi setelah ini kalau saya dikecam oleh netizen yang mahabenar atas segala spekulasinya, saya sudah ada permintaan maaf. Di sini saya tidak akan membela mas ustaz tersebut karena saya bukan pengacara beliau. Saya juga tidak akan menyerang bro ustaz tersebut karena saya juga bukan pengacara pihak lawan beliau. Di ...

Tidak Perlu Memberantas Koruptor, Ini Cara Simpel Membuat Dunia Menjadi Lebih Baik

Di tengah hebohnya perseteruan siapa pencetus istilah “syantik”, kasus Afifah yang jijik kepada Mas Aris, dan polemik susu kental manis yang tidak mengandung susu, lewat tulisan singkat ini saya akan mengungkapkan tentang bagaimana sih membuat dunia menjadi lebih baik. Memang dunia sudah cukup baik dengan adanya ketampanan Saya. Abaikan. Namun, menjadi lebih baik lagi adalah sesuatu yang bisa dan baik untuk terus dilakukan. Awalnya, mari kita telaah kata-kata  “lebih baik” di sini. Seperti halnya 100,0000001 yang tetap dikatakan lebih banyak daripada 100, lebih baik pun demikian. Dunia yang lebih baik tidak harus ditandai dengan hal-hal yang besar seperti semua koruptor hilang, peperangan lenyap dari dunia, internetan tidak dibatasi kuota, saya memiliki istri empat, ups, dan hal-hal besar lainnya.  Sekecil apapun suatu hal, selama itu baik, tentu akan membuat dunia menjadi lebih baik. Sebagai contoh nih, Saya sedang naik motor sambil nyanyi lagu iklan Ramaya**, eh tib...

Buka Bersama Bukan Wacana Forever

Gambar
Tidak terasa bulan Ramadhan segera pergi lagi. Banyak sekali hal-hal yang sudah terlewati, salah satunya adalah kegiatan khas selama bulan puasa, yakni buka bersama. Selama Ramadhan tahun ini, ada empat buber yang saya ikuti, yakni buber Teater Terjal FIB, jurusan Sastra Indonesia angkatan 14, teman SMA kelas 12, dan belum lama ini adalah buber teman SMA kelas 11. Buber Teater Terjal diadakan hanya beberapa hari setelah Ramadhan tiba. Acara dilaksanakan cukup sederhana, beralaskan rumput lembah UGM dan beratapkan langit bertabur bintang, kami membawa makanan masing-masing dan digelar di tengah lingkaran untuk disantap bersama-sama. Sayang, kami tak sempat mengambil gambar karena terlalu asyik larut dalam kesederhanaan. Beberapa minggu setelahnya, giliran buber jurusan menyerang. Menurut saya, buber ini adalah yang paling berkesan. Bagaimana tidak, angkatan kami yang sudah tergolong angkatan bangkotan sudah jarang sekali bertatap muka. Ada yang sibuk skripsi, ada yang sibuk gak...

Belajar dari Belajar

Menyikapi sifat dasar manusia yang tidak pernah merasa puas, dalam bahasa pun demikian. Maka dari itu, lahirlah istilah imbuhan dengan masih dipertanyakan siapa ibunya, siapa suaminya, dan apakah suaminya ketutupan logo stasiun tv swasta atau tidak. Sering kita dengar berbagai kalimat-kalimat bijak menggunakan kata belajar. Belajarlah selama 9 tahun. Belajarlah dari pengalaman. Belajar tidak mengenal usia. Namun, tahukah Anda bahwa belajar juga bisa dari kata belajar itu sendiri? Cie sendiri. Saya juga lho. Mau? Tidak percaya? Bagus, jangan mudah percaya.  Apalagi sekarang sedang maraknya kasus hoax. Begini nih. 1. Ceritanya imbuhan ber- itu memiliki 3 kagebunshin, yakni be-, ber-, dan bel-. Mereka bertiga anak yang baik, tidak suka mencuri timun, apalagi timun miliknya sendiri. Si be- ini memiliki beberapa  pasangan, yaitu kata yang huruf kedua dan ketiganya adalah e dan r, seperti ternak atau kerja. Permen tidak termasuk ya. Aneh memang bahasa ini. Lha, si ber- ...

TALKSHOW KOPLOW episode Jomblo Muda Berbakat

PROFIL Nama                                  : Karyudin Jompi Bialo (Karyudin Jomblo) Tempat, tanggal lahir            : Lahir di Kesendirian, 4 Februari 1987 Prestasi                      :  -Pemenang “Jomblo Award” kategori jomblo muda berbakat selama 3   tahun berturut-turut   -Juara 1 lomba jomblo menyaksikan 100 pasangan yang sedang pacaran                        Abang Goda Selamat pagi Mas Karyudin! Mas Kar          Selamat pagi juga, Mas Goda. Abang Goda    Maaf, panggil saja Abang Goda. Soalnya saya lebih ke tipe abang-abang daripada mas-mas. Hehe. Mas Kar      ...

Cara Cari Jodoh ala Pagar Kehidupan

Gambar
Hari ini saya mendengarkan sebuah video di youtube dari channel Pagar Kehidupan dengan tema yang sangat menarik, yakni “Seperti Apa Sih Jodoh yang Tepat Untuk Saya?” Waduh, ada kata “jodoh” itu membuat saya agak gimana-gimana gitu. Kayak gatel gitu. Karena menurut saya hal ini adalah hal yang sangat menarik mengingat saya juga belum nemu-nemu jodoh saya, saya pun mendengarkan dengan penuh seksama. Hasilnya, memang menarik. meski belum saya coba, namun mungkin setelah baca ini teman-teman bisa mempraktikkan dan membuktikan apakah ini benar atau tidak. Jadi seperti apa jodoh yang tepat untuk kita? Jadi menurut Mas Arian Surya a.k.a. motivator keren di Indonesia, atau biasa mengenalkan dirinya dengan sahabat baik Pagar Kehidupan, ada 2 cara untuk mengetahui apakah orang yang kita “tembak” atau “incar” benar-benar jodoh kita atau bukan. Jodoh yang dimaksud ini adalah suami/istri ya, bukan sekedar pacar, atau teman tapi mesra. Cuma dua ya, gak banyak-banyak. Apa saja? 1. Dia ma...