Pssssttttt......

”Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka
hendaklah ia berkata-kata yang baik atau hendaklah ia diam.” (HR Bukhari dan
Muslim)

Pembaca (dibaca dengan nada seperti Feni Rose saat mengucapkan “pemirsa”, bukan seperti Tukul Arwana)

Kita diciptakan dengan satu mulut dan dua telinga. Apa artinya? Yak, artinya jumlah telinga kita lebih banyak daripada mulut. Telinga lebih bersifat pasif sedangkan mulut lebih bersifat aktif. Lebih sulit mengendalikan mulut daripada mengendalikan telinga. Karena itu ada pepatah “Mulutmu alat ucapmu”, eh “Mulutmu harimaumu”. Kenapa harimau? Karena harimau itu buas. Jika tidak bisa mengendalikan dengan baik, bisa mematikan.
Hadist di atas menunjukkan bahwa orang yang beriman harus menjaga lisannya. Orang beriman ya. Caranya adalah dengan berkata yang baik-baik. Kalau gak bisa? Ya dengan diam. Banyak kok kata-kata yang baik itu. Tapi yang gak baik juga banyak sih. Wqwq.

Terus apa aja kata-kata yang gak baik itu?

1. Suaka margasatwa / kebun binatang
Pasti tahu kan ya yang dimaksud. Banyak lho orang yang marah terus menggunakan jutsu kuchiyose lewat mulut, dan DUARR!!!! Semua binatang keluar dari cucunya kuman sampai nenek moyangnya dinosaurus.

2. Gosip
Ini nih yang sulit banget dihindari. Niat gak gosip sih pasti ada ya. Tapi kenyataannya ya gitu.

Suatu pagi Sosis sama Sones ketemu di jalan.
“Eh, gimana kabarnya?”
“Baik, Sis. Itu baju baru ya? Cantik bingit!”
“Ah makasih, Jeng. Eh ngomong-ngomong gimana tuh hubungan Kolang sama Kaling? Katanya lagi retak ya?”
“Iya, habis si Kolang sih selingkuh sama Kalung di belakang. Dasar lelaki playboy.”
“Hooh jeng. Laki-laki kayak dia emang gak bisa dikasih ampun.”
.... (Berlanjut sampai matahari terbenam.......hari selanjutnya)

Lha itu yang sering terjadi. Emang susah banget nahan buat menggosip. Tapi bisa kok. Yakin deh. Kan “susah”, bukan “mustahil”. Semangat stop gosip!

3. Berkata yang sia-sia
Maksudnya berkata yang sia-sia itu adalah berkata yang tidak ada manfaatnya atau tidak ada maknanya. Misalnya, pas ketemu sama temen di taman, terus ngomong sama dia “Auuuiiyyeeeaauuuu iiiihhhuuuuuyyyttttpppooooooooooccccocooo” gitu. Kan gak ada maknanya ya.

4. Berkata bohong
Biarkan ilustrasi berbicara.

Update status “Lagi di masjid nih, sholat tarawih. Banyak banget jama’ahnya.” *ngambil minum terus tiduran lagi di kasur.


“Bro, lihat HP gue baru. Gue beli pake uang gue sendiri.”
“Wow keren. Tapi lu kasian ya.”
“Kenapa bro?”
“Kemarin bapak lo cerita sama gue kalau dia beli HP baru buat elu pakai uangnya. Berarti bapak lo bohong ya. Kasihan sama lo, punya bapak pembohong.”


“Eh, aku udah bisa move on dari dia lho.”
“Wah syukurlah, ikut senang. Aku pergi dulu ya.”
“Oke. Hati-hati ya.” *ngambil dompet, lihat foto cewek, terus mewek.

Kira-kira seperti itu.


Lha terus perkataan yang baik, Nirina makan kedondong, gimana dong? Banyak. Ada dzikir, doa, memuji (bukan menggombal), memotivasi orang lain, menyemangati, dan masih banyak lagi. Bang, tapi aku gak bisa kayak gitu je. Santai dek. Jawabannya........DIAM!

Kalau tidak bisa berkata yang baik, lebih baik diam. Oke?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Histeris Menguras Hati

Optimis vs Pesimis

(BAHASASTRA) Gue? Aku? Saya?