Merawat Kucing Adalah Seni Belajar Kehidupan
Meski di masa kecil pernah mengalami cakaran kucing di wajah saya, namun nyatanya di usia 20-an ini saya tidak menaruh rasa dendam dengan binatang lucu sekaligus nakal tersebut. Malah, saya menjadi hobi untuk memelihara si anak bulu tersebut. Selama 7 tahun saya mulai menekuni kegiatan memelihara kucing ini, saya semakin sadar bahwa banyak sekali pelajaran hidup yang saya ambil dari kegiatan ini. Lantas apa saja itu?
1. Latihan bertanggung jawab
Merawat binatang apapun tentu butuh sebuah tanggung jawab. Bukan hanya sekadar tanggung jawab untuk memberi makan dan minum, namun jauh lebih kompleks. Terkadang kucing juga nakal makan ayam tetangga, mencuri makanan, memecahkan perabotan orang lain, dan sebagainya. Kita sebagai owner tentu tidak bisa lepas tangan dan berdalih bahwa namanya juga binatang.
Kita memiliki tanggung jawab untuk setidaknya meminta maaf, syukur bisa mengganti barang yang rusak, dan berjanji agar kejadian tersebut tidak terulang. Tak sedikit kasus kucing yang nakal seperti itu dan berakhir dengan dipukul, dilempar batu, bahkan dibakar hidup-hidup. Tentu hal ini sangat tidak ingin kita alami bukan?
Kita memiliki tanggung jawab untuk setidaknya meminta maaf, syukur bisa mengganti barang yang rusak, dan berjanji agar kejadian tersebut tidak terulang. Tak sedikit kasus kucing yang nakal seperti itu dan berakhir dengan dipukul, dilempar batu, bahkan dibakar hidup-hidup. Tentu hal ini sangat tidak ingin kita alami bukan?
2. Latihan mencari uang
Hal ini saya rasakan sendiri karena sebagai mahasiswa yang masih ada kebutuhan lain seperti fotokopi tugas, uang bensin, dan uang makan, saya harus rela menyisihkan beberapa uang saya untuk membeli pakan, litterbox, pasir, obat kutu, dan benda perawatan lainnya. Bahkan pernah saya harus mengeluarkan sejumlah uang cukup besar karena kucing saya harus rawat inap di dokter hewan.
Alhasil saya pun menjadi penulis freelance di sebuah jasa penulis konten dan berjualan benih rumput gandum (Mungkin ada yang minat, bisa beli di saya hehe) untuk survive. Kenapa saya tidak meminta uang orang tua? Sebenarnya bisa, namun memelihara kucing adalah keputusan saya sendiri dan biaya-biaya tersebut adalah konsekuensi yang harus saya terima.
Alhasil saya pun menjadi penulis freelance di sebuah jasa penulis konten dan berjualan benih rumput gandum (Mungkin ada yang minat, bisa beli di saya hehe) untuk survive. Kenapa saya tidak meminta uang orang tua? Sebenarnya bisa, namun memelihara kucing adalah keputusan saya sendiri dan biaya-biaya tersebut adalah konsekuensi yang harus saya terima.
3.Latihan sabar
Coba tanyakan kepada pecinta kucing di seluruh dunia, dan Anda akan melihat betapa sabarnya mereka menghadapi kucing yang memberantakkan seisi rumah hanya karena mengejar cicak, membersihkan piring yang pecah, mencuci kasur dan benda lain yang terkena pup dan pip, serta menerima kenyataan bahwa sofanya rusak karena dibuat mengasah kuku.
Jika kita pernah mengalami itu semua dan kucing masih dalam keadaan selamat, berarti kita sudah lulus dalam tes kesabaran ini. Hehe. Tapi pecinta kucing juga pasti tidak bisa marah karena setelah melakukan dosa-dosa tersebut, kucing akan memasang muka kalau tidak melas ya pasang muka lucu. Dah, itu senjatanya.
Jika kita pernah mengalami itu semua dan kucing masih dalam keadaan selamat, berarti kita sudah lulus dalam tes kesabaran ini. Hehe. Tapi pecinta kucing juga pasti tidak bisa marah karena setelah melakukan dosa-dosa tersebut, kucing akan memasang muka kalau tidak melas ya pasang muka lucu. Dah, itu senjatanya.
4. Dan banyak lagi.
Masih banyak sekali hal-hal yang dapat diambil dari sebuah seni merawat kucing, seperti tentang berbagi kasih sayang dan lain-lain.
Meski banyak nyinyiran "Dasar budak kucing!", "Ngapain memelihara kucing, buang-buang uang, mending pelihara kambing bisa dapat uang!", dan nyinyiran lainnya, tapi percayalah merawat kucing memberikan kita lebih dari sekedar uang, namun juga tanggung jawab, cinta, dan kasih sayang. Ketiga hal itu lah yang tidak selalu dimiliki oleh orang yang memiliki banyak uang.
So, merawat kucing adalah belajar kehidupan.
Meski banyak nyinyiran "Dasar budak kucing!", "Ngapain memelihara kucing, buang-buang uang, mending pelihara kambing bisa dapat uang!", dan nyinyiran lainnya, tapi percayalah merawat kucing memberikan kita lebih dari sekedar uang, namun juga tanggung jawab, cinta, dan kasih sayang. Ketiga hal itu lah yang tidak selalu dimiliki oleh orang yang memiliki banyak uang.
So, merawat kucing adalah belajar kehidupan.
Komentar
Posting Komentar